Penulis : Muhammad Wildan Ali Syafa’at, S.I.Pus.



Perpustakaan sebagai pusat pembelajaran sepanjang hayat tidak hanya sebagai tempat meminjam dan membaca buku ditempat saja tetapi mampu memberdayakan dan menjadi ruang terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat untuk menemukan solusi kebutuhan mereka dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan penggunanya melalui koleksi informasi yang berkualitas. Sejak tahun 2018, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) menerapkan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Program tersebut sejalan dengan visi Presiden Jokowi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024 untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Untuk mewujudkan hal tersebut, Perpustakaan Umum Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Cirebon (Perpustakaan 400) menyelenggarakan layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial sebagai salah satu upaya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Kegiatan literasi berbasis inklusi sosial dilaksanakan setiap hari Selasa, Kamis dan minggu ke 4 setiap bulan dengan instruktur/pengajar adalah para pegiat literasi Kota Cirebon di bawah koordinator Ibu Dra. Lismah Rahmawati. Bagi pemustaka yg ingin mengikuti kegiatan literasi berbasis inklusi sosial ini dapat memilih kelas sesuai dengan minat dan bakat masing-masing, diantara pilihannya ada kelas bahasa inggris, kelas kuliner, kelas hidroponik, kelas fotografi, kelas menulis, kelas merajut, kelas membatik dan kelas menjahit. Kelas keterampilan ini termasuk dalam kelas literasi kreatif yang dapat diikuti oleh semua kelompok usia tanpa mengenal gender, namun pada umumnya kelas ini lebih diminati oleh para ibu-ibu muda.
Jadwal pembelajaran kelas literasi kreatif ini dilaksanakan setiap hari Kamis mulai pukul 09.00-12.00 WIB. Untuk kelas literasi kreatif, ada kelas story telling atau kelas mendongeng dan dilanjut dengan membuat kerajinan tangan papercraft yang diperuntukkan khusus bagi peserta didik TK dan PAUD dengan jadwal pelaksanaan setiap hari Selasa mulai pukul 09.00-12.00 WIB. Selain kelas literasi kreatif ada pula kelas literasi kuliner atau demo memasak yang diadakan oleh brand bumbu masakan setiap minggu ke 4 per bulan yang biasanya diminati oleh kalangan ibu-ibu. Adapun target yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan literasi berbasis inklusi sosial adalah meningkatnya minat baca masyarakat, meningkatnya kualitas sumber daya manusia dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.